Berdasarkan karakteristiknya, UAN Token/Coin memiliki perbedaan mendasar dengan koin kripto utama yang sudah lama beredar seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH), serta memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. UAN Coin (disebut juga UAN Token) adalah aset digital terkini yang termasuk dalam kategori Token (BEP-20).
1. Perbedaan Mendasar (UAN Token vs. Koin Utama)
Perbedaan paling signifikan terletak pada status teknisnya dan model nilai yang ditawarkan:
| Kategori | UAN Coin (UAN Token) | Koin Utama (Contoh: Bitcoin, Ethereum) |
|---|---|---|
| Status Teknis | Token (BEP-20). Dibangun di atas blockchain yang sudah ada (yaitu Binance Smart Chain). | Coin. Memiliki jaringan blockchain independen sendiri. |
| Utilitas Utama | Investasi Komunitas & Profit Sharing dari Bisnis Riil. Fokus pada program staking dan klaim bagi hasil dari proyek riil. | Alat Tukar & Store of Value (BTC) atau Platform Smart Contract (ETH). |
| Desentralisasi | Cenderung kurang terdesentralisasi karena ketergantungan pada entitas/komunitas pengelola. | Sangat terdesentralisasi. Tidak bergantung pada satu otoritas. |
| Regulasi | Kemungkinan belum terdaftar di Bappebti (perlu verifikasi lebih lanjut). | Banyak yang sudah terdaftar dan diawasi oleh Bappebti. |
2. Kelebihan UAN Coin
Kelebihan UAN Coin sebagian besar berasal dari model bisnisnya yang spesifik:
- Klaim Profit Sharing Harian: Menawarkan return harian yang jelas (0,1% - 0,3%) dari real project melalui program staking.
- Terhubung dengan Bisnis Riil: Klaim bahwa nilai token didukung oleh bisnis nyata (seperti TikTok/Shopee affiliate dan wisata keluarga).
- Skema Afiliasi/Komunitas: Adanya bonus afiliasi dan matching profit sharing dapat mendorong pertumbuhan komunitas.
- Harga Awal Lebih Murah: Harga beli awal pada masa private sale relatif rendah.
3. Kekurangan dan Risiko UAN Coin
Kekurangan UAN Coin merupakan cerminan dari modelnya yang berbeda dari koin utama dan juga risiko umum yang ada pada kripto baru:
- Ketergantungan pada Proyek Riil: Keberlanjutan nilai token sangat bergantung pada kinerja dan transparansi bisnis riil yang diklaim menjadi sumber profit sharing.
- Model Mirip MLM/Skema Ponzi: Skema bonus afiliasi yang berjenjang memiliki risiko tinggi menyerupai Skema Ponzi jika keuntungan utamanya bukan dari bisnis riil yang berkelanjutan.
- Volatilitas dan Likuiditas Rendah: Sebagai token baru, harganya sangat rentan terhadap manipulasi dan mungkin sulit dijual (likuiditas rendah).
- Risiko Regulasi: Jika tidak terdaftar di Bappebti, investor Indonesia berisiko karena aset tersebut tidak memiliki pengawasan regulasi yang sah.
- Minim Sejarah dan Kepercayaan: Belum teruji waktu dan tidak didukung oleh komunitas developer global yang luas.
Kesimpulan
UAN Coin menawarkan model yang lebih fokus pada investasi komunitas dan pembagian keuntungan harian yang diklaim didukung oleh bisnis riil. Sementara itu, koin utama seperti Bitcoin dan Ethereum fokus pada desentralisasi dan teknologi blockchain sebagai penyimpan nilai atau platform aplikasi global. Investor perlu sangat berhati-hati dan melakukan riset mendalam (*Do Your Own Research* - DYOR) terkait transparansi bisnis riil dan keberlanjutan profit sharing sebelum berinvestasi pada aset dengan model seperti UAN Coin.

Komentar
Posting Komentar